Rabu, 16 Maret 2011

ASUHAN KEPERAWATAN ‘PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN MENINGITIS”

Disusun Oleh:
NAMA : NI MADE INDAH SARASWATI
NIM : 04.08.1951
KELAS : B/KP/VI


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat beliaulah penulis dapat menyelesaikan sebuah Asuhan Keperawatan yang berjudul ” MENINGITIS” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sugeng Jitowiyono selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medical Bedah (KMB) II dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Askep ini, baik berupa materi-materi, pemikiran dan lain sebagainya. Sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dan penulis mengharapkan Askep ini dapat bermanfaat nantinya bagi para pembaca.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Askep ini masih memiliki kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna, seperti kata peribahasa yaitu tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




Yogyakarta, Maret 2011


Penulis








BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Daerah " sabuk meningitis" di Afrika terbentang dari Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi wabah meningitis di mana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan 25.000 korban jiwa. Oleh karena itu dalam Makalah ini kami akan membahas secara detail tentang Meningitis. Tujuannya agar pembaca Mengerti dan Waspada terhadap penyakit meningitis. Selain itu, harapan kami , Dengan Mengetahui Meningitis, kasus meningitis di Indonesia dapat menurun.
  1. RUMUSAN MASALAH
    • Apa itu meningitis ?
    • Bagaimana Anatomi dan Fisiologi selaput otak?
    • Bagaimana Patofisiologi meningitis
    • Apa Penyebab meningitis ?
    • Apa saja Jenis meningitis ?
    • Bagaimana Manifestasi Klinis dari meningitis ?
    • Apa saja Perumusan Diagnostic dari meningitis?
    • Bagaimana Cara Pencegahan Meningitis ?
    • Bagaimana Cara Penatalaksanaan meningitis ?
    • Bagaimana prognosa dari meningitis?
    • Komplikasi apa saja yang ditimbulkan?
    • Diagnose keperawatan apa saja yang muncul dari meningitis?
III. TUJUAN
    • Mengetahui definisi meningitis
    • Mengetahui Penyebab Meningitis
    • Mengetahui patofisiologi meningitis
    • Mengetahui jenis-jenis/ tipe dari meningitis
    • Mengetahui manifestasi klinis yang ditimbulkan dari meningitis
    • Mengetahui cara pencegahan meningitis
    • Mengetahui cara penatalaksaan meningitis
    • Dan yang paling terpenting mengetahui diagnose keperawatan apa saja yang muncul
IV. MANFAAT
    • Pembaca Mengetahui definisi Meningitis
    • Pembaca mengetahui anatomi dan fisiologi Meningitis
    • Pembaca Mengetahui penyebab Meningitis
    • Pembaca mengetahui, dimana letak meningitis Menyerang
    • Pembaca memahami jenis-jenis atau tipe-tipe meningitis
    • Pembaca mengetahui manifestasi klinis yang di timbulkan dari meningitis
    • Pembaca mengetahui prognosa dari Meningitis
    • Pembaca menjadi tahu cara pencegahan meningitis
    • Pembaca Mengetahui pengobatan pada meningitis
    • Pembaca mengetahui komplikasi apa saja yang timbul
    • Pembaca mengetahui diagnose apa saj yang muncul pada meningitis








BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Miningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai satu atau semua lapisan selaput yang menghubungkan jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa, disebabkan oleh bakteri spesifik / non spesifik atau virus.
Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.

B. ANATOMI & FISIOLOGI SELAPUT OTAK.
Selaput otak terdiri dari 3 lapisan dari luar kedalam yaitu Durameter, Aranoid, Piameter.
Durameter terdiri dari lapisan yang berfungsi kecuali didalam tulang tengkorak, dimana lapisan terluarnya melekat pada tulang dan terdapat sinus venosus. Falx serebri adalah lapisan vertikal durameter yang memisahkan kedua hemisfer serebri pada garis tengah. Tentorium serebri adalah ruang horizontal dari Durameter yang memisahkan lobus oksipitalis dari serebelum.
Araknoid merupakan membran lembut yang bersatu ditempatnya dengan parameter, diantaranya terdapat ruang subarnoid dimana terdapat arteri dan vena serebral dan dipenuhi oleh cairan serebrospinal. Sisterna magna adalah bagian terbesar dari ruang subaranoid disebelah belakang otak belakang, memenuhi celah diantara serebelum dan medulla oblongata.
Piamater merupakan membran halus yang kaya akan pembuluh darah kecil yang mensuplai darah keotak dalam jumlah yang banyak. Piameter adalah lapisan yang langsung melekat dengan permukaan otak dan seluruh medula spinalis.
Miningitis dapat disebabkan oleh berbagai organisme yang bervariasi, tetapi ada tiga tipe utama yakni:
        1. Infeksi bakteri, piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus, terutama meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza.
        2. Tuberkulosis, yang disebabkan oleh basil tuberkel (Mycobacterium tuberculose).
        3. Infeksi virus, yang disebabkan oleh agen-agen virus yang sangat bervariasi.

C. PATOFISIOLOGI
Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.
Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.

D. ETIOLOGI
Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.

E. FAKTOR PREDISPOSISI
  • Laki-laki > perempuan
  • Faktor maternal
- ketuban pecah dini
- Infeksi maternal pada akhir kehamilan meningitis pada neonatus
  • Penurunan mekanisme immune dan penurunan leukosit meningitis pada BBL
  • Anak dengan kekurangan imunoglobulin dan anak yang minum obat imunosupresant

Infeksi


Pembuluh darah Penetrasi Luka



CSS


Seluruh rongga sub arachnoid

Eksudat Tuberkel

Kelainan pembuluh darah Obstruksi sisterna basalis
(Arthritis-phlebitis)

Infark Otak Hidrocephalus


Pelunakan Otak


  1. MENINGITIS BAKTERI
Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.

  1. MENINGITIS VIRUS
Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.

F. MANIFESTASI KLINIK.
Neonatus :
Gejala tidak khas
Panas ±
Anak tampak malas, lemah, tidak mau minum, muntah dan kesadaran menurun.
Ubun-ubun besar kadang-kadang cembung.
Pernafasan tidak teratur.
Anak umur 2 bulan - > 2 tahun :
    • Gambaran klasik (-)
    • Hanya panas, muntah, gelisah, kejang berulang.
    • Kadang-kadang “ high pitched cry “.
Anak umur > 2 tahun :
  • Panas , menggigil, muntah, nyeri kepala.
  • Kejang
  • Gangguan kesadaran.
  • Tanda-tanda rangsang meningeal : kaku kuduk, tanda Brudzinski dan Kering.
Gejala yang sering terlihat :
    • Keluhan penderita mula-mula nyeri kepala yang menjalar ketengkuk dan punggung
    • Kesadaran menurun
    • Kaku kuduk, disebabkan mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk ;
    • Terdapat tanda kernig dan Brundzinski yang positif.
Tanda kernig yang positif adalah bila paha ditekuk 90° keventral, tungkai dapat diluruskan pada sendi lutut.

G. PERUMUSAN DIAGNOSTIK.
Diagnostik miningitis akut bakteri tidak dapat dibuat berdasarkan gejala klinis. Diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan cairan serebrospinal melalui lumbal pungsi. Tekanan cairan diukur dan cairannya diambil untuk kultur, pewarnaan gram, hitung jenis, serta menentukan kadar glukosa dan protein. Penemuan ini umumnya diagnostik Kultur dan pewarnaan gram dibutuhkan untuk menentukan kuman penyebab. Tekanan cairan serebrospinal biasanya meningkat, tetapi interpretasinya seringkali sulit bila anak sedang menangis.
Umumnya dijumpai leukositosis dengan predominan leukosit PMN, tapi bisa sangat bervariasi. Warna cairan biasanya opalesen sampai keruh, reaksi nonne dan pandy akan positif. Kadar khlorida akan menurun tapi ini tidak selalu terjadi. Kadar glukosa berkurang, umunya sesuai perbandingan lamanya dan beratnya infeksi. Hubungan antara glukosa dalam cairan serebrospinal dengan glukosa darah sangat penting dalam mengevaluasi kadar glukosa dalam cairan serebrospinal, oleh karena itu sampel glukosa darah diambil kira-kira 30 menit sebelum lumbal fungsi. Konsentrasi protein biasanya meningkat.
Kultur darah dianjurkan pada anak-anak yang dicurigai menderita meningitis. Dijumpai leukositosis, pergeseran ke kiri, dan anemia megaloblastik.

H. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.
Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.
Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.
Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.

  1. PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.

J. PENCEGAHAN
Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdisposisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.
Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.

K. PENATALAKSANAAN

Farmakologis :
= Obat anti infeksi
* Miningitis tuberkuosa :
- Isoniazid 10 –20 mg/kg/24 jam oral, 2 x sehari maksimal 500 mg, selama 1½ tahun.
- Rifampisin 10 –15 mg/kg/24 jam oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
- Streptomisin sulfat 20 – 40 mg/kg/24 jam (IM) 1-2 x sehari, selama 3 bulan.
* Miningitis bakterial, umur < - 2 bulan:
- Sefalosporin Generasi ke 3
- Ampisilina 150 – 200 mg (400mg)/kg/24 jam IV, 4-6 x sehari, dan
- Kloramfenikol 50 mg/kg BB/24 jam IV 4 x / hari.
* Miningitis bakterial umur > bulan:
- Ampisilina 150 – 200 mg (400mg)/ kg/24 jam IV, 4-6 sehari .
- Kloramfenikol 100 mg/kg/24 jam IV, 4 x sehari atau
- Sefalosporin Generasi ke 3.
= Pengobatan Simtomatis.
* Diazepam IV; 0,2 – 0,5 mg / kg/dosis, atau rektal : 0,4 – 0,6 mg/kg/ dosis.
Kemudian dilanjutkan dengan:
- Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 x sehari atau
- Fenobarbital 5 – 7 mg /kg/24 jam, 3 kali sehari.
* Turunkan panas:
- Antipiretik: parasetamol/salisilat 10 mg/kg/dosis.
- Kompres air PAM / es
= Pengobatan Suportif
* Cairan intravena
* Zat asam.

L. PROGNOSA

Usia anak, kecepatan diagnosa setelah timbulnya gejala dan terapi yang adekwat penting dalam prognosa meningitis bakteri. Mortalitas miningitis neonatus kira-kira 50 % meskipun gejala yang timbul terlambat, sedangkan meningitis streptokokus β hemolitikus menimbulkan 15 – 20 % kasus fatal. Bila penyebabnya hemofilus influensya dan miningitis meningokokus, angka mortalitas 5 – 10 % sedangkan meningitis pneumokokus pada bayi dan anak-anak kira-kira 20 %.
Gejala sisa miningitis bacteri paling sering terjadi pada anak-anak usia 2 tahun pertama dan sangat sedikit pada anak-anak dengan miningitis meningokokus. Gejala sisa pada bayi terutama disebabkan oleh hidrosefalus komunikasi dan efek-efek yang lebih besar berupa cerebritis pada otak yang belum matang. Pada anak-anak yang lebih besar gajala sisa dihubungkan dengan proses peradangan itu sendiri atau akibat dari vaskulitis (radang pembuluh darah) yang menyertai penyakit ini. Evaluasi saraf N VIII penting atau sekurang-kurangnya follow up 6 bulan untuk mengkaji kemungkinan hilangnya pendengaran.

M. KOMPLIKASI

  • Dapat dikurangi dikurangi dengan diagnosis yang awal dan pemberian terapi antimikrobial dengan cepat.
  • Bila infeksi meluas ke ventrikel, pus yang banyak (kental), adanya penekatan pada bagian yang sempit obstruksi cairan cerebrospinal hydrocephalus
  • Perubahan yang dekstruktif ada pada kortex serebral dan adanya abses otak infeksi langsung. Atau melalui penyebaran pembuluh darah.
  • Ketulian, kebutaan, kelemahan/paralysis dari otot-otot wajah atau otot-otot yang lain pada kepala dan leher penyebaran infeksi pada daerah syaraf cranial
  • Komplikasi yang serius biasanya diakibatkan oleh infeksi : meningococcal sepsis atau meningococcemia
  • Syndrom water haouse-Friderichsen
    • Overwhelming septic shock
    • DIC
    • Perdarahan
    • Purpura
  • SIADH, subdural effusion, kejang-kejang, edema serebral, herniasi dan hydrocephalus.
  • Komplikasi post meningitis pada neonatus:
  • Ventriculitis (yang menghasilkan kista, daerah yang dibatasi oleh akumulasi cairan dan tekanan pada otak)
  • Gangguan yang menetap dan penglihatan, pendengaran dan kelemahan nervus yang lain
  • Cerebral palsy, cacat mental, gangguan belajar, penurunan perhatian, gangguan hiperaktivitas dan adanya kejang.
  • Hemiparesis dan quadriparesis arthritis/thrombosis



L. PENGKAJIAN MININGITIS

1. Riwayat :
Mengalami infeksi saluran pernapasan atau infeksi telinga, kontak dengan pasien rinitis.
Pneumonia dan otitis media seringkali mendahului pneumokokus dan hemofilus miningitis.
2. Gejala subjektif :
Sakit kepala yang hebat , nyeri otot, kaku kuduk , sakit punggung, dingin, ekspresi rasa
takut. Tidak enak badandan mudah terangsang.
3. Suhu tubuh :
38– 41° C, dimulai pada fase sistemik, kemerahan, panas, kulit kering,berkeringat.
4. Tanda Vital :
Nadi lambat sehingga intra kranial meningkat dan Tekanan Darah meningkat.
5. Tingkat kesadaran :
Mula-mula sadar kemudian delirium dan akhirnya Koma.
6. Persarafan :
Perubahan reflex,Tidak adanya refleks dinding abdomen tidak ada reflek kremasterik pada laki-laki, gangguan reflek tendon, kaku kuduk,ubun-ubun besar menonjol.
7. Cairan & Elektrolit :
Turgor kulit jelek, berkurangnya output urin.
8. Muskuloskeletal :
Meningokoksemia kronik : bengkak dan nyeri pada sendi-sendi besar khusunya pada lutut dan pergelangan kaki.
9. Kulit :
Meningokoksemia : ptekia dan lesipurpura yang didahului oleh ruam. Pada penyakit yang beratdapat ditmukan ekimosis yang besar pada wajah dan ekstremitas.
Diagnosa keperawatan yang muncul :
  1. Risiko Infeksi factor risiko dengan adanya kuman patogen pada cairan serebrospinal dan sekret saluran pernapasan.
  2. Perfusi jaringan tidak efektif cerebral berhubungan dengan peradangan dan edema pada otak dan selaput otak.
  3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.



RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN (NOC) DAN KRITERIA HASIL
INTERVENSI (NIC)
Setelah dilakukan tindakn keperawatan selama...x.. pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteri hasil: Risk Control
  • Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
  • Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
  • Menunjukan perilaku hidup sehat
  • Jumlah leukosit dalam rentang normal
Risk Control
  • Monitor tanda dan gejala infeksi siatemik dan local
  • Kaji suhu tubuh pada pasien neutroper setiap 4 jam
  • Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
  • Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
  • Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
  • Tingkatkan intake nutrisi
  • Pertahankan teknik aseptif
  • Batasi pengunjung bila perlu
  • Dorong untuk istirahat
  • Dorong masukan cairan
  • Ajarkan pasien dan keluarga pasien tanda dan gejala infeksi
  • Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antibiotik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x..ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral teratasi dengan criteria hasil :Tissue Prefusion: Cerebral
  • Tekana systole dan diastole dalam rentang normal
  • Komunikasi jelas
  • Menunjukan konsentrasi dan orientasi
  • Tidak mengalami nyeri kepala
  • Bebas dari aktivitas kejang
Circulation Status
  • Monitor TTV
  • Monitor AGD, ukuran pupil, ketajaman, kesimetrisan dan reaksi
  • Monitor tonus otot pergerkan
  • Monitor adanya diplopia, pandangan kabur, nyeri kepala
  • Monitor level kebingungan dan orientassi
  • Monitor tekanan tekanan intracranial dan respon neurologis
  • Berikan cairan sesuai kebutuhan
  • Prtahankan parameter hemodinamik
  • Tinggikan kepala 0-45 derajat tergantung pada kondisi pasien
  • Catat perubahan dalam merespon stimulus

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam ...x..nyeri pasien dapat berkurang dengan kreiteri hasil Pain Control
  • Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
  • Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
  • Mampu mengenali nyeri(skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)


  • Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
  • Tanda-tanda vital dalam rentang normal
  • Tidak mengalami gangguan tidur
Pain Management
  • Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan factor presipitasi.
  • Observasi reaksi nonverbal dan ketidaknyamanan
  • Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
  • Monitor vital sign sebelum dan sesudah diberikan analgesic pertama kali
  • Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyaman dari prosedur
  • Kurangi factor presipitasi nyeri
  • Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
  • Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
  • Tingkatkan istirahat
  • Ajarkan teknik non farmakakologi: nafas dalam, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
  • Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik

















BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Meningitis merupakan Radang umum pada arakhnoid dan piamater , disebabkan oleh bakteri , virus ,riketsia atau protozoa yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
Miningitis dapat disebabkan oleh berbagai organisme yang bervariasi, tetapi ada tiga tipe utama yakni:
  • Infeksi bakteri, piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus, terutama meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza.
  • Tuberkulosis, yang disebabkan oleh basil tuberkel (Mycobacterium tuberculose).
  • Infeksi virus, yang disebabkan oleh agen-agen virus yang sangat bervariasi.
Diagnosa keperawatan yang muncul :
  • Risiko Infeksi factor risiko dengan adanya kuman patogen pada cairan serebrospinal dan sekret saluran pernapasan.
  • Perfusi jaringan tidak efektif cerebral berhubungan dengan peradangan dan edema pada otak dan selaput otak.
  • Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis.
  1. SARAN
Sebaiknya kita harus menjaga kebersihan dari sekarang karena kebersihan menjadi kunci utama proses pencegahan berkembang biakan virus atau bakteri penyebab meningitis. Marilah kita bersama-sama mengajari anak-anak dan Orang dewasa, serta masyarakat untuk selalu menjaga personal hygiene, kebersihan lingkungan, serta mencuci tangan saat melakukan aktivitas terutama sebelum makan dan setelah dari kamar mandi. Menghindari makanan yang sudah terkontaminasi virus ataupun bakteri meningitis dengan tidak mengkonsumsi makan secara sembarangan. Usahakan pula untuk tidak berbagi makanan, minuman atau alat makan, untuk membantu mencegah penyebaran virus. Selain itu lengkapi juga imunisasi si kecil, termasuk vaksin-vaksin seperti HiB, MMR, dan IPD.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Donnad, Medical Surgical Nursing, WB Saunders, 1991
Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media Aesculapius, 1982
Brunner / Suddarth, Medical Surgical Nursing, JB Lippincot Company, Philadelphia, 1984
Hidayat, A.Aziz Alimul.2006.Pengantar ilmu keperawatan Anak.Salemba Medika:Jakart
Mansjoer, Arif Dkk.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Media Aesculapius: Jakarta
Arvin, Behrman Kliegaman.1999. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. EGC:Jakarta
Biddulpn John.1999.Kesehatan Anak.Gadjah Mada University: Jogjakarta
Askep Meningitis ditulis oleh Hidayat2 : http://hidayat2.wordpress.com/2009/03/24/askep
meningitis/. Diunduh pada tanggal 06 April 2010



Tidak ada komentar:

Posting Komentar